Sapaan untuk hari ini “hay.... apa kabar..
Hari itu langit bener-bener menakjubkan. Langit memerah
seperti terkena tumpahan cahaya matahari. Gue suka banget waktu-waktu yang
berlalu perlahan di saat-saat itu. Gue selalu tersihir kalau udah melihat bias senja.
Hahaha, tersihir? Iya’in aja dulu ya..
Disenja itu gue hanya terdiam sambil menikmati pemandangan
indah dengan temen yang duduk disamping gue yang malah asyik sendiri dengan
aktivitasnya. Gue menikmati segelas
cappucinno keju sambil mengulas cerita lama yang pernah melukis indah kehidupan
gue juga merobeknya dengan sengaja. Gue tersenyum datar tatkala mengingatnya.
Jahat, kejam, tak berperasaan. Itu kata-kata yang selalu gue lontarkan kala gue
sedang dalam kondisi labil.
Apa kabar masa lalu yang kelam? Apakah disana masih ada
setitik cahaya? Iya, disana ada secuil cahaya yang berasal dari sebuah lilin
kecil yang hanya untuk menerangi sekitarnya dan merelakan dirinya meleleh. Gue
bernasib seperti itu, seperti lilin kecil yang hanya berkorban sia-sia. Ini
cerita ketika gue kehilangan temen-temen terdekat gue saat itu, bukan
kehilangan. Lebih tepatnya mungkin ditinggalkan J
wkwkwkwk, tapi anehnya gue hanya merasa kehilangan untuk dua orang, dan gak
lebih!!
Gue melirik ke gelas yang ada ditangan gue, nampaknya
cappucinno nya udah tinggal bait-bait terakhir, alias abis. Temen gue ngajak
gue pulang, dan gue mengiyakannya. Gue masih menikmati bias senja tersebut
walau sedikit demi sedikit cahayanya tertelan oleh langit yang mulai kelam.
Bias senja disore hari itu mampu mengingatkan bagaimana gue terkoyak karena hal
bodoh yang selalu gue perjuangkan. Yaitu, saat waktu gue mempertahankan mereka.
Kini mereka telah pergi, pergi jauh dari hidup gue. Ada perasaan bersalah,
sakit hati dan juga ada perasaan bebas dalam diri gue. Gue kini hanya punya
kenangan itu, dan gue punya hak untuk tak mengingatnya lagi. Dan harusnya “DIA”
juga gak berhak ngatain gue terus-terusan, emak bukan, temen juga udah bukan
lagi. Hahaha, kan aneh jadinya kalau dia selalu perhatian ke gue dengan cara
ngatain-ngatain gue terus-terusan. Gue sih, gak terlalu ambil pusing. Soalnya kata-kata
dari orang yang juga gak baik, untuk apa didengarkan. Toh, gue gak pernah rugi
kalau gak dengerin dia. Iya kan?? Dan sekarang gue harus singkirkan pikiran gue
yang negatif tentang dia. Mungkin itu tanda peduli dia ke gue kali, wkkwkwkw. Dengan
itu gue bisa sedikit ringan untuk tertawa
dengan cara melupakan “dia” dan tak pernah lagi menganggapnya ada. Good bye,.. J
Mungkin itu seutas tentang cerita disenja waktu itu.
Terimakasih J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar