Ini cerita lama yang ingin gue kupas kembali, bukan berarti
gue gak bisa move on yaa....
Ini adalah situasi dimana gue sangat benci yang namanya di diemin. Semenjak saat itu gue berjalan sendiri. Berjalan tanpa mereka lagi disisi gue. Gue terima itu, terserah mau berpendapat apa, tapi yang harus ia tau. Disini, didalam hati gue ada tangis yang tersembunyi.
Biasanya kalau udah papasan bakalan panggil nama trus colek
sedikit kadang sambil rangkulan. Tapi sekarang seperti musim dingin, kaku,
dingin dan diam seribu bahasa. Malah kadang saking ekstrimnya gak saling
bertemu mata, alias gak pake tatapan segala. Dunia itu kadang begitu kejam
bukan? Sangat pilu, tapi apa daya. Gue cuma bisa pasrah terima keadaan. Kadang
ada kalanya hati gue tergerak untuk memulai percakapan, tapi ketika percakapan
itu dimulai ia hanya membalas seperlunya saja. Ketus, cuek dan dingin.
Gue manusia bukan sebuah benda. Gue juga punya perasaan,
kalau terluka gue juga bisa memilih untuk diam atau mengalah dan menarik diri.
Harusnya dia tau itu.
Dengan kondisi seperti ini terus, gue lebih memilih menarik
diri dan diam. Gue akan mengontrol diri gue agar gue gak ikut campur lagi
urusan masing-masingnya. Karena gue tau, posisi gue udah berubah untuk mereka.
Malahan ia terang-terangan bikin status didunia maya nya kalau posisi gue tuh
udah beda, trus dia nyaranin buat sadar diri juga. HAHAHAHA makasih teman udah
ngingetin.
Dengan keadaan yang makin menjelaskan karakter seperti apa
dia sehingga dia bisa tersenyum setelah apa yang dia lakuin ke gue. HAHAHAHA
menakjubkan.......
Harusnya gue ngucapin “congratulations” buat dia yang udah
mengganti statusnya dengan sosok yang sama dengan yang pernah gue miliki. Itu
temen atau apa?? Are you kidding me?? OK, good job buat dia yang udah ngasih pelajaran yang
temanya limited edition. Makasih juga buat dia atas semua yang pernah ia lakuin
ke gue. Gue gak nyesel kenal +deket ama
dia. Dengan begitu gue lebih kenal siapa dia sebenarnya.
Gue gak kehilangan siapa-siapa. Malahan gue mendapatkan
orang-orang yang mampu terima kondisi gue apa adanya. Iya, inilah mengapa gue
lebih seneng memilih untuk mengalah dari pada meladeni sesuatu yang gak jelas. Efeknya
juga gak dibilang sederhana, soalnya ini menyangkut tentang IP gue sob,.. J Alhamdulillah naik....
Mengalah, mengabaikan omongan orang-orang yang sirik atau
tidak suka ke gue, adalah pilhan yang terbaik yang pernah gue ambil.
Terimakasih untuk sahabat-sahabat gue, si cipi ama bibik yang sampai saat ini
masih ada disamping sisi gue. Juga buat temen-temen gue seperjuangan di kelas.
Gue gak tau harus biilang apa kalau mungkin tanpa kalian gue udah berteman
dengan kata ”nyerah” J
Terimakasih J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar