Aku masih menunggunya beberapa waktu yang lalu
untuk memastikan hatiku, apakah masih sama atau telah berubah.
Namun, karma ini masih bersama ku, aku masih
mencintainya selama ini......
Kamu akan rasakan menjadi aku, benar karma ini
sepertinya telah lama melekat denganku sejak aku bertemu dengannya. Karma
ataupun bukan ia adalah sosok yang sangat aku syukuri karena telah hadir di
hidupku.
Benar,
ia mengetuk hatiku, membuka hatiku, dan menjadi bagian hidupku.
Namun, itu adalah harapan yang tidak mungkin
terjadi. Ia tak pernah menjadi milikku, sampai kapanpun. Sejauh yang aku tahu,
hatinya masih untuk orang yang sama. Tapi, aku tak tahu saat ini. Ntah masih
sama atau sudah tak lagi.
Ada kalanya aku menyesali karna telah
mengenalnya, menyukainya, dan menyayanginya. Namun, bagaimana cara agar aku
menghentikan perasaan ini? Bodoh bukan?
Mungkin ia tak pernah tahu bahwa aku tak
pernah menyimpan nomornya, aku melakukannya agar saat aku merindukannya aku tak
dapat menghubunginya. Namun, anehnya aku
selalu mengingat setiap digitnya dengan baik. Aku selalu tahu jika ia
menghubungiku. Karena angka-angka itu melekat rapi di pikiranku.
Lihatlah, betapa bodohnya aku bukan?
Iya benar, senja itu adalah dia...
Dan dia itu adalah kamu...
Kamu yang selalu aku nantikan, rindukan, dan
juga selalu datang dan pergi. Kala aku akan melupakanmu. Dering Handphone ini
bisa jadi tertera nomormu. Perlawanan hati untuk tidak mengangkatnya pun tak
pernah menang, alhasil aku selalu menjawab panggilan itu. Segitukah aku
mencintaimu, Senja?
Terimaksih senja, karena telah hadir. Meski
bukan untukku...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar